April 30, 2009

Komunikasi Massa IV

Topik atau issue apa di lingkungan TNI AU yang bisa “dijual” kepada media sehingga kegiatan TNI AU banyak diliput oleh media dengan memasyarakatkan TNI angkatan Udara sehingga lebih dikenal di lingkungan masyarakat Indonesia maupun dunia Internasional, dilakukan upaya-upaya :

a. Indonesia Air Show. Kegiatan ini sangat jarang dilaksanakan, namun bila dikemas dan direncanakan pelaksanaannya secara teratur akan memiliki nilai jual yang cukup tinggi, dimana dalam kegiatan ini ditampilkan postur TNI Angkatan Udara dengan segenap kekuatan yang dimilikinya disertai dengan mendatangkan beberapa kekuatan udara negara-negara lainnya. Dengan jarangnya masyarakat melihat pesawat-pesawat Udara, akan memberikan rasa keingintahuan yang tinggi masyarakat untuk melihatnya, demikian halnya peran media massa dengan menampilkan kegiatan tersebut akan menambah nilai jual berita yang ditampilkan.

b. Kegiatan sosial. Berupa hiburan maupun bakti sosial bencana alam. Akan menimbulkan simpati kepada TNIAngkatanUdara. Peran media masa sangat besar dalam membangun sebuah Citra yang positif, baik terhadap perseorangan atau terhadap suatu instansi/ organisasi. Citra TNI yang lemah dimata masyarakat saat ini, perlu dibangun dengan membentuk suatu opini masyarakat dan kondisi pencitraan yang positif terhadap peran dan fungsi TNI diera reformasi. Reformasi yang dilakukan oleh TNI dari dalam sudah menjadi agenda yang memang harus terlaksana, namun bagaimana publikasinya, menjadi kendala yang masih mengganjal. Peran dan fungsi dari Dinas Penerangan baik tingkat pusat atau Kotama masih belum optimal dilaksanakan. Diperlukan peran langsung serta pendekatan yang serius dari pimpinan terhadap unsur-unsur diluar TNI yang secara tidak langsung menjadi alat pemberitaan tentang Citra yang dibangun kepada masyarakat luas. Apabila kondisi tersebut dapat kita raih, maka dengan sendirinya media masa dan masyarakat akan memberikan gambaran yang positif dan setiap kegiatan yang diliput akan mempunyai nilai jual dari segi jurnalistik.
Langkah utama yang bisa ditempuh saat ini adalah, pendekatan kepada masyarakat dan memberikan tindakan yang nyata dapat dilakukan. Dengan melakukan pendekatan terhadap unsur-unsusr instansi sipil baik negri atau swasta, maka dengan sendirinya media akan mencari berita dengan situasi dan kondisi yang berkembang. Peran dan tugas yang dilaksanakan oleh TNI sebagai alat keamanan adalah sesuatu yang dipersepsikan atau a perceived reality, kesan yang timbul setelah orang melakukan interaksi (melihat, mendengar, merasakan, mengalami dan menghayati) dengan obyek. Kuat tidaknya, baik positif maupun negative, sebuah kesan tergantung dari intensitas, lama dan seringnya interaksi itu, karenanya peran dan fungsi sosial dimasyarakat harus tetap dipertahankan.

c. Melalui sarana olahraga. Dengan melalui sarana olahraga terutama olahraga kedirgantaraan, dimaksudkan untuk menarik minat masyarakat agar lebih mengenal dan mencintai TNI AU meskipun olahraga ini tergolong mahal namun perlu digalakkan dan dimasyarakatkan dengan mengadakan perlombaan atau hadir dalam even-even tertentu sehingga tumbuh rasa ingin tahu tentang olahraga dirgantara yang pada akhirnya TNI AU lebih memasyarakat seperti terjun payung , terbang layang, dan lain-lain karena kegiatan seperti ini menarik minat masyarakat banyak sehingga secara otomatis akan diliput para kuli tinta untuk dimuat dimedia massa sebagai even yang menarik disamping itu juga melaksanakan turnamen sepak bola, tenis lapangan, hal-hal seperti ini perlu dikembangkan dengan intens dan konsisiten serta berkelanjutan.

Komunikasi Massa III

Studi Kasus. Pada acara sertijab Kasau ( Bintang 4 ) Dispenau mengundang wartawan untuk meliput kegiatan yang tentu saja menurut kalangan TNI AU sangat penting, namun ternyata jumlah wartawan yang hadir jauh lebih banyak pada acara serjab Kapolda Jaya ( Bintang 2 ). Mengapa hal itu bia terjadi , jelaskan dari sudut pandang pemahaman anda tentang kepentingan wartawan dalam meliput suatu kegiatan.

Jawab :

Menurut pendapat saya kasus yang terjadi tentang sedikitnya wartawan yang hadir dalam acara sertijab Kasau (bintang 4) dibandingkan dengan banyaknya jumlah wartawan yang hadir saat sertjab Kapolda disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah: Faktor Kepentingan. Seperti yang telah kita ketahui bahwa Kepolisian mempunyai wilayah kerja di tengah-tengah masyarakat. Sebagai penegak dan penjaga Keamanan dan Ketertiban Masyarakat. Adalah suatu kewajaran bila masyarakat mempunyai kepentingan untuk mengetahui perkembangan yang terjadi di dalam tubuh Kepolisian Republik Indonesia. Sebaliknya dengan TNI Angkatan Udara yang mempunyai tugas sebagai alat pertahanan udara Nasional dan sangat jarang melibatkan masyarakat umum dalam tugas-tugasnya. Sehingga sering dianggap pemberitaan tentang mutasi di tubuh TNI Angkatan Udara tidak terlalu penting. Disamping itu juga pejabat TNI Angkatan Udara maupun mantan petingginya kurang memberi andil di dalam pemerintahan. Dalam setiap acara-acara yang penting di kalangan militer pemberlakuan pengamanan yang selektif terhadap tamu yang datang menimbulkan rasa enggan untuk hadir di kalangan pers. Belum lagi kehadiran mereka ditolak dan akhirnya menimbulkan kesan seolah-olah mereka adalah kalangan yang tidak dibutuhkan dalam mempublikasikan sebuah peristiwa. Faktor Kedekatan. TNI AU dapat dikatakan sangat jauh hubungannya dengan para wartawan. Hal ini secara psikologis sangat berpengaruh terhadap pemuatan berita.Faktor Pembinaan Bidang Penerangan/Humas. Di instansi kepolisian maupun pemerintah daerah, fungsi bagian penerangan atau humas sangat diperhatikan pembinaannya, sehingga mereka lebih mudah mengadakan penggalangan terhadap media massa.e. Dampak / Efek Yang Ditimbulkan. Sertijab di kalangan pejabat TNI AU hanya lebih bersifat seremonial dan rutinitas belaka, tanpa menimbulkan efek yang langsung berdampak pada kehidupan masyarakat. Berbeda dengan sertijab pejabat kepolisian atau pemerintah daerah yang kebijakannya akan dapat dirasakan secara langsung pada kehidupan masyarakat. Faktor Kebutuhan. Dalam
setiap kegiatannya kepolisian selalu bekerjasama dengan wartawan, seperti kegiatan tindakan penangkapan penjahat, acara patroli, sergap dan lain lain, dimana wartawan membutuhkan berita yang didapat dari kepolisian, polisi membutuhkan wartawan untuk publikasi, sementara TNI AU dalam setiap kegiatannya jarang bekerjasama dengan wartawan. Hal ini berpengaruh dalam acara sertijab Kasau maupun Kapolda. Penyampaian sebuah berita juga menyimpan subjektivitas penulis. Bagi masyarakat biasa, pesan dari sebuah berita akan dinilai apa adanya. Berita akan dipandang sebagai barang suci yang penuh dengan objektivitas. Bagi kalangan tertentu yang memahami gerak pers. akan menilai lebih dalam terhadap pemberitaan, yaitu dalam setiap penulisan berita menyimpan ideologis/latar belakang. Seorang penulis pasti akan memasukkan ide-ide mereka dalam analisis terhadap data-data yang diperoleh di lapangan. Media massa, terutama surat kabar yang disamping memiliki pesan-pesan moral juga berorentasi pada bisnis berita juga lebih mengedepankan profit oriented. Untuk menghidupi perusahaan dan karyawan yang bekerja dibawahnya. Sebagai badan usaha yang mengejar oplah tentu koran tidak bisa melepaskan aspek bisnis berita dimana jika peminat pembaca meningkat dengan menyajikan berita - berita yang aktual dan menyangkut kepentingan pelayanan publik tentu menarik perhatian masyarakat dan merupakan lahan bagi wartawan apalagi sertijab Kapolda Metro jaya yang menempati posisi strategis. Secara logika makin menarik suatu pemberitaan maka semakin banyak yang membaca sehingga oplah koran naik berlipat ganda serta semakin banyak pembeli maka keuntungan yang diperoleh akan semakin besar. Berita sertijab Kapolda Jaya dianggap lebih memberikan nilai jual dibandingkan dengan berita sertijab Kasau, karena masyarakat lebih antusias untuk mengetahui siapa Kapolda Jaya hal ini karena moment tersebut bersinggungan langsung dengan kepentingan publik jika dibandingkan dengan pelantikan Kasau. Faktor yang lain adalah karena kultur atau budaya yang kurang menyangkut pada kepentingan masyarakat banyak dan bersinggungan dengan umum akan mendapat respons yang kecil jika dibandingkan suatu masalah yang langsung berhubungan dengan aspek kepentingan publik, Semestinya TNI AU bisa mengimpropisasi bidang tugasnya dengan kepentingan publik seperti meningkatkan lebih banyak lagi kegiatan sosial kemasyarakatan dengan berbagai kegiatan yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat seperti bakti sosial, TMMD dan lain sebagainya, sehingga masyarakat apresiatif terhadap institusi TNI AU.

Komunikasi Massa II

Pada salah satu edisinya, Republika memuat laporan mendalam tentang diadukannya ke polisi seorang tokoh muslim yaitu Presiden PKS Tifatul Sembiring, terkait dengan pelanggaran kampanye Pemilu lebih awal dalam anti Israel atas serangan ke Jalur Gaza, dengan sudut pandang membela Tifatul. Sementara pada hari yang sama suara Pembaruan memuat tentang dukungan yang kuat terhadap upaya pembentukan Propinsi Tapanuli (Protap) yang dimotori tokoh-tokoh Kristen suku Batak. Jelaskan mengapa demikian ( dengan pendekatan teori “Agenda Setting ).

Jawab :

a. Partai Keadilan Sejahtera yang merupakan salah satu partai politik berbasis Islam melaksanakn demo anti Israel karena Israel pada saat itu Israel melakukan serangan besar-besaran ke jalur Gaza Palestina dengan alasan menyerang Hamas yang bersembunyi di jalur Gaja dan sekitar Palestina. Demo tersebut dilakukan PKS yang dimotori oleh Tifatul Sembiring dan saat itu sebagian besar media massa memberitakan penyerangan Israel secara biadab tersebut sehingga menimbilkan aksi solidaritas yang dilakukan oleh beberapa lembaga Islam atau organisasi kemasyarakatan, pada saat demo berlangsung, PKS melakukan demo tersebut dengan membawa atribut partai, hal ini oleh dipandang pihak KPU sebagai pelanggaran pemilu karena dikatagorikan melakukan kampanye lebih awal di luar ketentuan yang telah ditetapkan. Pada saat itu koran Republika menyajikan pemberitaan. Saat berita media massa memojokkan Tifatul Sembiring, hadir Republika dengan membela Tifatul Sembiring, karena dapat dipahami sikap Republika tersebut sebagai refresentatif perasaan umat muslim Indonesia yang terluka dan mengecam tindakan Israel menyerang Palestina. Hal ini sejalan dengan ideologi islam yang dianut oleh PKS dan koran Republika yang membawa misi agam islam.
b. Koran suara pembaharuan saat itu memberitakan dan menyajikan berita masalah masyarakat batak Tapanuli melakukan demo di Gedung DPRD Sumatera Utara dengan kecendrungan pemberitaan mendukung dan membela demo tersebut, hal ini dapat dimaklumi karen surat kabar Suara Pembaruan merupakan surat kabar yang memiliki persamaan kepentingan yaitu pendiri dan redakturnya merupakan suku Batak dan sebagian besar beragama Nasrani sehingga ada persamaan yang dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan golongan, kejadian yang terjadi pada saat itu adalah sekitar seribuan pendukung Pemekaran Propinsi


Tapanuli (Protap) yang kebanyakan terdiri dari kalangan mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa ke gedung DPRD Sumutera Utara selasa pagi sekitar pukul 10:30.Kehadiran para pengunjuk rasa di Gedung DPRD sumutera Utara sepertinya tidak begitu dikawal banyak aparat keamanan dari pihak kepolisian. Massa yang mendatangi Gedung DRPD Sumut pada saat berlangsungnya Rapat Paripurna dengan agenda pembahasan Ranperda Pengelolaan Keuangan Daerah .Berhasil menerobos barikade polisi yang sedang melakukan penjagaan dengan mudah,dengan membawa sebuah Peti mati serta spanduk-spanduk yang pada intinya menyatakan dukungan terhadap pembentukan Provinsi Tapanuli menghiasi kericuhan yang diciptakan massa pro Pembentukan Propinsi Tapanuli di dalam ruang sidang paripurna. Sungguh sangat disayangkan sekali aksi unjuk rasa yang dilakukan massa pendukung Pro Pembentukan Propinsi Tapanuli berlangsung dengan sangat anarkhis sehingga menewaskan Ketua DPRD SU Bapak Azis Angkat, dalam hal ini ternyata ada hubungan antara media massa yaitu koran Suara Pembaruan dengan dampak yang diakibatkan dengan para khalayaknya. Media massa setidaknya menjadi sumber komunikasi. Dampak media massa lebih dilihat sebagai dampak kognitif kepada masyarakat. Khalayak sendiri merupakan komunikan yang mengkonsumsi hasil rekonstruksi realitas yang dibikin oleh media massa. Media massa pemberitaan diyakini oleh banyak orang (termasuk banyak pembuat keputusan) sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya. Dengan kata lain, bahwa media massa mempunyai potensi untuk mempengaruhi opini atau agenda publik melalui proses priming dan framing yang dilakukan oleh media massa dalam hal ini pemberitaan yang dibuat. Pemberitaan adalah hasil atau output dari agenda yang dibuat oleh para awak media. Tentu saja, terdapat interaksi antara media massa dengan publiknya terlebih dahulu. Agenda media yang diterjemahkan oleh para redaksi dan wartawan tersebut “disuntikkan” kepada khalayak yang pada akhirnya sedemikian rupa membentuk agenda publik.

Tugas Komunikasi Massa I

Yang saya ketahui tentang surat kabar Republika dan suara pembaruan mengenai organisasi perusahaan dan keredaksian, isi serta gaya bahasa kedua surat kabar tersebut bahwa kedua surat kabar tersebut mempunyai latar belakang dan tujuan pembaca yang berbeda, perbadaan itu dapat dibedakan menjadi :

a. Surat Kabar Republika. Republika adalah koran nasional yang dilahirkan oleh kalangan komunitas muslim bagi publik di Indonesia. Penerbitan tersebut merupakan puncak dari upaya panjang kalangan umat Islam, khususnya para wartawan profesional muda yang dipimpin oleh ex wartawan Tempo, Zaim Uchrowi yang telah menempuh berbagai langkah. Kehadiran Ikatan Cendekiawan Muslim se Indonesia yang dapat menembus pembatasan ketat pemerintah untuk izin penerbitan saat itu memungkinkan upaya-upaya tersebut berbuah. Republika terbit perdana pada 4 Januari 1993.Koran ini terbit di bawah bendera perusahaan PT Abdi Bangsa. Setelah BJ Habibie tak lagi menjadi presiden dan seiring dengan surutnya kiprah politik ICMI selaku pemegang saham mayoritas PT Abdi Bangsa, pada akhir 2000, mayoritas saham koran ini dimiliki oleh kelompok Mahaka Media. PT Abdi Bangsa selanjutnya menjadi holding company, dan Republika berada di bawah bendera PT Republika Media Mandiri, salah satu anak perusahaan PT Abdi Bangsa. Di bawah bendera Mahaka Media, kelompok ini juga menerbitkan majalah Golf Digest koran berbahasa mandarin Harian Indonesia, majalah Parents, majalah a+, radio Jak FM, dan JakTV. Mahaka Media juga melakukan kolaborasi dengan kelompok radio Prambors, terutama radio Female dan Delta. Walau berganti kepemilikan, Republika tak mengalami perubahan visi maupun misi. Namun harus diakui, ada perbedaan gaya dibandingkan dengan sebelumnya. Sentuhan bisnis dan independensi Republika menjadi lebih kuat. Karena itu, secara bisnis, koran ini terus berkembang. Republika menjadi makin profesional dan matang sebagai koran nasional untuk komunitas muslim.

b. Surat Kabar Suara Pembaruan. Suara Pembaruan pertama kali terbit pada tanggal 27 April 1961 dengan nama Sinar Harapan yang dikelola oleh PT. Sinar Kasih. Pada tahun 1986, dunia surat kabar Indonesia terguncang, ketika harian umum ini dicabut izin terbitnya nya oleh pemerintah Orde Baru. Namun HG Rorimpandey selaku pemimpin umum , terus mencari cara untuk bisa kembali menerbitkan Sinar Harapan. Akhirnya pada tanggal 4 Februari 1987 setelah melalui negosiasi panjang dengan pihak pemerintah, pengelola diizinkan kembali menerbitkan koran dengan nama baru yaitu Suara Pembaruan dengan nama penerbit baru yakni PT. Media Interaksi Utama dan tentunya susunan personalia redaksi yang juga baru. Koran baru ini memiliki konsep yang tidak jauh berbeda dengan koran sebelumnya termasuk logo dan rubrikasinya. Setelah era reformasi, beberapa pihak di internal Suara Pembaruan keluar dan menerbitkan kembali Sinar Harapan , sehingga saat ini kedua koran ini yang pada dasarnya dari akar yang sama bersaing di pasar koran sore. Suara Pembaruan sendiri terbit setiap hari dengan edisi Minggu nya sudah diedarkan di pasar berbarengan dengan edisi Sabtu sore. Tidak seperti edisi hariannya yang penuh dengan berita berat seperti politik, ekonomi, hukum dan lain-lain, edisi Minggu Suara Pembaruan bercorak lebih santai dan soft. Beritanya dikemas lebih ringan untuk menemani akhir pekan para pembacanya. Sejak tahun 2006, Suara Pembaruan memiliki kemitraan strategis dengan Globe Media Group, sebuah grup penerbit yang mengelola beberapa media cetak diantaranya koran bisnis Investor Daily, Majalah Investor, majalah Globe Asia, dan koran berbahasa Inggris The Jakarta Globe. Seperti halnya koran-koran mainstream pada umumnya, Suara Pembaruan terbit dalam versi cetak, versi online (www.suarapembaruan.com) dan versi e-paper (epaper.suarapembaruan.com). Peredaran Suara Pembaruan meliputi sekitar 85% di Jabodetabek dan 15% di kota-kota lain di Indonesia. Banyak kalangan menilai Suara Pembaruan adalah koran sore terbesar di Indonesia. Menurut Nielsen Media Research, profil pembaca Suara Pembaruan adalah pria (67%), usia 30-39 tahun (51%), usia 20-29 tahun (38%), SES A1, A2 (40%), white collar (56%), blue collar (25%), pendidikan SLTA (58%) dan universitas (25%).

April 10, 2009

Selamat Jalan Pahlawanku


MAti Satu Tumbuh Seribu.
Telah berpulang ke Rahmattullah 24 Anak Bangsa Terbaik pengawal Dirgantara.
Pesawat FOKKER 27 milik TNI Angkatan Udara, Senin 6 April 2009 yang mengangkut 24 orang yakni 6 awak pesawat dan 18 siswa terjun payung Paskhas TNI AU crash di Hanggar ACS PT.DI Lanud Husein Sastranegara Bandung.

berikut Nama-nama awak pesawat :
6 Kru Pesawat:
1. Kapten Penerbang I Gede Agustirta Santosa
2. Lettu Penerbang Yudo Pramono
3. Letda Teknik Dadang
4. Letda Teknik Rachmat
5. Serda Bachtiar
6. Serda Mas Karebet

18 Penumpang, anggota Paskhas, termasuk siswa Diklat Paralayang Tempur TNI AU:
1. Lettu Wahyu Nani
2. Lettu Dani Koto
3. Letda Richi
4. Bintara Ervan
5. Tamtama Didi K
6. Tamtama Teguh
7. Tamtama Imran
8. Tamtama Arry
9. Tamtama Kadir
10. Tamtama Darmanto
11. Tamtama Danang
12. Tamtama Didi
13. Tamtama Ibnu
14. Tamtama Heru
15. Tamtama Erwin
16. Tamtama Faisal
17 Tamtama Dedi
18. Lettu Basone.


Kami segenap Anggota TNI Angkatan Udara mengucapkan bela sungkawa yang setinggi-tingginya. Semoga Amal Ibadah Diterima oleh Allah SWT dan bagi keluarga yang ditinggalkan mendapatkan Kesabaran. Amin

April 05, 2009

Ketika kita Merasa Kehilangan...

Skenario 1

Andaikan Anda sedang naik di dalam sebuah kereta ekonomi. Karena tidak mendapatkan tempat duduk, Anda berdiri di dalam gerbong tersebut. Suasana cukup ramai meskipun masih ada tempat bagi Anda untuk menggoyang-goyangkan kaki. Di tengah perjalanan, Anda dikejutkan o leh seseorang yang menepuk bahu Anda. "Mas. Handphone mas barusan jatuh nih," kata orang tersebut seraya memberikan handphone milik Anda. Apa yang akan Anda lakukan kepada orang tersebut? Mungkin Anda akan mengucapkan terima kasih dan berlalu begitu saja.


Skenario 2

Sekarang kita beralih kepada skenario kedua. Andaikan Anda tidak sadar handphone Anda terjatuh, dan ada orang yang melihatnya dan memungutnya. Orang itu tahu handphone itu milik Anda tetapi tidak langsung memberikannya kepada Anda. Hingga tiba saatnya Anda akan turun dari kereta. Sesaat sebelum Anda turun dari kereta, orang itu menepuk Anda dan menyodorkan handphone Anda sambil berkata "Mas. Handphone mas barusan jatuh nih." Apa yang akan Anda lakukan kepada orang tersebut? Mungkin Anda akan mengucapkan terima kasih juga kepada orang tersebut, tetapi saya pikir rasa terima kasih yang Anda berikan akan lebih besar daripada rasa terima kasih yang Anda berikan pada orang di skenario pertama (orang yang langsung memberikan handphone
itu kepada Anda). Setelah itu mungkin Anda akan langsung turun dari kereta.

Skenario 3

Marilah kita beralih kepada skenario ketiga. Pada skenario ini, Anda tidak sadar handphone Anda terjatuh, hingga Anda menyadari handphone Anda tidak ada di kantong Anda saat Anda sudah turun dari kereta. Anda pun panik dan segera menelepon ke nomor handphone Anda, berharap ada orang baik yang menemukan handphone Anda dan bersedia mengembalikannya kepada Anda. Orang yang sejak tadi menemukan handphone Anda (namun tidak memberikannya kepada Anda) menjawab telepon Anda. "Halo, selamat siang mas. Saya pemilik handphone yang ada pada mas sekarang," kata Anda kepada orang yang sangat Anda harapkan berbaik hati mengembalikan handphone itu kembali kepada Anda. Gayung bersambut, orang yang menemukan handphone Anda berkata, "Oh, ini handphone mas ya. Oke deh, nanti saya akan turun di stasiun berikut. Biar mas ambil di sana nanti ya." Dengan sedikit rasa lega dan penuh harapan,Anda pun pergi ke stasiun berikut dan menemui "orang baik" tersebut. Orang itu pun memberikan handphone Anda yang telah hilang. Apa yang akan Anda lakukan pada orang tersebut? Satu hal yang pasti, Anda akan mengucapkan terima kasih, dan sepe rti nya akan lebih besar daripada rasa terima kasih Anda pada skenario kedua bukan? Bukan tidak mungkin kali ini Anda akan memberikan hadiah kecil kepada orang yang menemukan handphone Anda tersebut.

Skenario 4

Terakhir, mari kita perhatikan skenario keempat. Pada skenario ini, Anda tidak sadar handphone Anda terjatuh, Anda turun dari kereta dan menyadari bahwa handphone Anda telah hilang, Anda mencoba menelepon tetapi tidak ada yang mengangkat. Sampai akhirnya Anda tiba di rumah. Malam harinya, Anda mencoba mengirimkan SMS: "Bapak/Ibu yang budiman. Saya adalah pemilik handphone yang ada pada bapak/ibu sekarang. Saya sangat mengharapkan kebaikan hati bapak/ibu untuk dapat mengembalikan handphone itu kepada saya. Saya akan memberikan imbalan sepantasnya. " SMS pun dikirim dan tidak ada balasan. Anda sudah putus asa. Anda kembali mengingat betapa banyaknya data penting yang ada di dalam handphone Anda. Ada begitu banyak nomor telepon teman Anda yang ikut hilang bersamanya. Hingga akhirnya beberapa hari
kemudian, orang yang menemukan handphone Anda menjawab SMS Anda, dan mengajak ketemuan untuk mengembalikan handphone tersebut. Bagaimana kira-kira perasaan Anda? Tentunya Anda akan sangat senang dan segera pergi ke tempat yang diberikan oleh orang itu. Anda pun sampai di sana dan orang itu mengembalikan handphone Anda. Apa yang akan Anda berikan kepada orang tersebut? Anda pasti akan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepadanya, dan mungkin Anda akan memberikannya hadiah (yang kemungkinan besar lebih berharga dibandingkan hadiah yang mungkin Anda berikan di
skenario ketiga).

Moral

Apa yang Anda dapatkan dari empat skenario cerita di atas? Pada keempat skenario tersebut, Anda sama-sama kehilangan handphone, dan ada orang yang menemukannya. Orang pertama menemukannya dan langsung mengembalikannya kepada Anda. Anda berikan dia ucapan terima kasih. Orang kedua menemukannya dan memberikan kepada Anda sesaat sebelum Anda turun dari kereta. Anda berikan dia ucapan terima kasih yang lebih besar. Orang ketiga menemukannya dan memberikan kepada Anda setelah Anda turun dari kereta. Anda berikan dia ucapan terima kasih ditambah dengan sedikit hadiah. Orang keempat menemukannya, menyimpannya selama beberapa hari, setelah itu baru
mengembalikannya kepada Anda. Anda berikan dia ucapan terima kasih ditambah hadiah yang lebih besar.

Ada sebuah hal yang aneh di sini. Cobalah pikirkan, di antara keempat orang di atas, siapakah yang paling baik? Tentunya orang yang menemukannya dan langsung memberikannya kepada Anda, bukan? Dia adalah orang pada skenario pertama. Namun ironisnya, dialah yang mendapatkan reward paling sedikit di antara empat orang di atas.

Manakah orang yang paling tidak baik? Tentunya orang pada skenario keempat, karena dia telah membuat Anda menunggu beberapa hari dan mungkin saja memanfaatkan handphone Anda tersebut selama itu.Namun, ternyata dia adalah orang yang akan Anda berikan reward paling besar.

Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Anda memberikan reward kepada keempat orang tersebut secara tulus, tetapi orang yang seharusnya lebih baik dan lebih pantas mendapatkan banyak, Anda berikan lebih sedikit.

OK, kenapa bisa begitu? Ini karena rasa kehilangan yang kita alami semakin bertambah di setiap skenario. Pada skenario pertama, kita belum berasa kehilangan karena kita belum sadar handphone kita jatuh, dan kita telah mendapatkannya kembali. Pada skenario kedua, kita juga belum merasakan kehilangan karena saat itu kita belum sadar, tetapi kita membayangkan rasa kehilangan yang mungkin akan kita alami seandainya saat itu kita sudah turun dari kereta. Pada skenario ketiga, Anda sempat merasakan kehilangan, namun tidak lama Anda mendapatkan kelegaan dan harapan Anda akan mendapatkan handphone Anda kembali. Pada skenario keempat, Anda sangat merasakan kehilangan itu. Anda mungkin berpikir untuk memberikan sesuatu yang besar kepada orang yang menemukan handphone Anda, asalkan handphone itu bisa kembali kepada Anda. Rasa kehilangan yang bertambah menyebabkan Anda semakin menghargai handphone yang Anda miliki.

Saat ini, adakah sesuatu yang kurang Anda syukuri? Apakah itu berupa rumah,handphone, teman-teman, kesempatan berkuliah, kesempatan bekerja, atau suatu hal lain. Ada satu cara yang benar-benar ampuh yang bisa dilakukan Tuhan untuk membuat kita mensyukuri sesuatu yang mungkin kita anggap biasa itu. Bagaimana? Dengan mengambilnya dari kita, hingga kita merasakan kehilangan. Saat itulah, kita akan mensyukuri segala sesuatu yang telah hilang tersebut.

Namun, apakah kita perlu merasakan kehilangan itu agar kita dapat bersyukur? Saya rasa sebaiknya tidak. Syukurilah segala yang kita miliki, termasuk hidup kita, selagi itu masih ada. Jangan sampai kita menyesali karena tidak bersyukur ketika itu telah diambil dari kita.


Free Blogspot Templates by Isnaini Dot Com and Cars Picture. Powered by Blogger